“Dan kehidupan dunia ini,
hanyalah permainan dan senda gurau, sedangkan negeri akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kalian memahaminya?.” (QS.
Al-An’am:32).
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan
anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian
menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah
serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan
yang menipu.” (QS Al-Hadid: 20)
Al-Quran menggambarkan keadaan
orang yang demikian, “Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan
kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya.” (QS.
An-Naaziat: 37-39)
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya
mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang
hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka
hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat
imam Ahli Hadits)
1.Hidup selalu meniatkan untuk Mencari Ridho Gusti Allah.
2.Selalu Bersholawat dan berdzikir setiap hembusan nafas sholawat setiap langkah istigfar, sehat, sukses min 1000x sebelum tidur istirahat dimalam hari serta memaafkan semua kesalahan orang lain kekita.
3.Melaksanakan 5 rukun islam dan 6 rukun iman
Rukun Islam terdiri daripada lima perkara, yaitu:
- Syahadat: menyatakan kalimat tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu utusan Allah.
- Shalat: ibadah sembahyang lima waktu sehari.
- Saum: berpuasa dan mengendalikan diri selama bulan suci Ramadan
- Zakat: memberikan 2,5% dari uang simpanan kepada orang miskin atau yang membutuhkan.
- Haji: pergi beribadah ke Mekkah, setidaknya sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu.
Rukun Iman ada 6 (enam), yaitu:
- Iman kepada Allah: Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal:
- Mengimani adanya Allah.
- Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.
- Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.
- Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
- Iman kepada para malaikat Allah:
- Mengimani adanya malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, beserta amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada para malaikat.
- Jumlah malaikat tidak ada seorangpun yang tahu dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya
- Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya
- Orang islam wajib mengimani 10 malaikat yaitu:
- Malaikat Jibril
- Malaikat Mikal
- Malaikat Rakib
- Malaikat Atid
- Malaikat Mungkar
- Malaikat Nakir
- Malaikat Izrail
- Malaikat Israfil
- Malaikat Malik
- Malaikat Ridwan
3. Iman kepada
kitab-kitab Allah:
1.
- Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah Kalam (ucapan) yang merupakan sifat Allah.
- Mengimami bahwa kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT ada 4 (empat) yaitu:
- Kitab Suci Taurat
- Kita Suci Zabur
- Kitab Suci Injil
- Kitab Suci Al-Qur'an
- Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur'an merupakan penggenapan kitab-kitab suci terdahulu.
4. Iman kepada para rasul Allah: Mengimani
bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih
sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka
semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai
sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul
adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan
rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui
setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.[5]
5. Iman kepada hari akhir: Mengimani
tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga
berakhir di Surga atau Neraka.
6. Iman kepada qada dan qadar, yaitu takdir yang
baik dan buruk: Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu
atas izin dari Allah. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat
mereka demikian pula perbuatan mereka melalui kehendak Ilahi.[6]
Dasar hukum
Di antaradasar hukum yang disebut di dalam Al-Qur'an,
“Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman): “Kami
beriman kepada Allah dan kitab yang diturunkan kepada kami, dan kitab yang
diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan kitab
yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kitab yang diberikan kepada nabi-nabi
dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan
kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
— QS. Al-Baqarah: 136
“...dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya.”
— QS. Al-Anbiya`: 19-20
Hadits Jibril, tentang seseorang yang bertanya kepada
nabi.
"“Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi
menjawab, ”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya;
kitab-kitabNya; para rasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang
baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.” ...Kemudian lelaki tersebut
segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga nabi bertanya kepadaku: “Wahai, Umar!
Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, ”Allah dan rasulNya
lebih mengetahui,” Dia bersabda, ”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian
tentang agama kalian.”"
— HR Muslim, no. 8
Cabang-cabang
keimanan
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah,
“Iman itu ada 70 atau 60-an cabang. Yang paling tinggi
adalah perkataan ‘la ilaha illallah’, yang paling rendah adalah menyingkirkan
gangguan dari jalanan, dan sifat malu (juga) merupakan bagian dari iman.”
— HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35.
4. Mengamalkan dan membaca Alqur'an Surat Al Waqiah setelah sholat ashar
5. Mengirim doa fatehah kepada Nabi Muhammad, Syeikh Abdul Qodir, Leluhur, Orang Tua, Keluarga, Saudara, diri sendiri, Al Ikhlas 3x, Al Falaq 3x, An Nas 3x, Ayat Qursi 3x, di tutup Al Fatehah. di Niatkan untuk mencari berkahnya setiap selesai sholat subuh dan magrib.
AMALAN - AMALAN PENTING
A. Ada empat amalan yang dapat menerangi kuburan kita dan terhindar dari
siksa kubur. Sebagaimana yang disebutkan oleh Abul-Laits dalam kitabnya Tanbihul Ghofilin. Beliau berkata, “Siapa yang ingin selamat dari siksa kubur maka harus menjaga empat dan meninggalkan empat.”
Adapun empat amalan yang harus dijaga adalah menjaga shalat lima
waktu, memperbanyak sedekah, banyak membaca Al-Quran, dan memperbanyak
bertasbih. Empat hal inilah yang dapat menerangi kubur dan meluaskannya.Sedangkan, empat hal yang harus ditinggalkan yaitu: dusta, khianat, adu domba, menjaga kebersihan setelah kencing. Sebab Rasulullah bersabda, yang artinya, “Jika istinja’ (membersihkan kemaluan setelah buang air kecil atau besar), jangan sampai ada sisanya, harus bersih dan tuntas.”
Dari pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa hal pertama yang dapat menerangi kita saat di alam kubur adalah menjaga sholat lima waktu. Hal ini sangat penting karena merupakan perintah Allah Swt langsung, dan berbeda dengan ibadah yang lain. Ibadah sholat, secara khusus langsung diperintahkan Allah Swt kepada Rasulullah Saw tanpa perantara malaikat Jibril.
B. 7 Amalan Sebelum Tidur Menurut Rasulullah
1. Menjaga Diri Kita Untuk Tetap Dalam Keadaan Wudhu
2. Jangan Lupa Menjaga Kebersihan Tempat Tidur
3. Perbanyak Membaca Dzikir Sebelum Anda Tidur
4. Melakukan Ibadah Shalat Witir
5. Jangan Lupa Membaca Doa Sebelum Tidur
6. Segeralah Tidur Setelah Selesai Shalat Isya
7. Perbanyak Mengucapkan Istighfar
“Dan mohon ampunlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Baqarah : 199)“Wahai para hamba-Ku! Sesungguhnya kalian berbuat salah di malam dan siang hari. Dan Aku mengampuni dosa-dosa semuanya. Maka mintalah ampun kepada-Ku, Aku akan mengampinimu.” (HR. Muslim)
Memaafkan orang yang telah berbuat salah ke kita dan meminta maaf apabila kita punya salah terhadap orang lain.